Jakarta,WARTAGLOBAL.id - Senin,21 April 2025 Sinyal bahaya menyelimuti tubuh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk usai mencuatnya dugaan skandal proyek fiktif senilai Rp400 miliar yang menyeret nama Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah. Proyek yang dimaksud berkaitan dengan investasi besar melalui MDI Ventures di startup agritech, **TaniHub Group**, yang kini dinyatakan bangkrut total.
Pada Mei 2021, TaniHub sempat menjadi buah bibir setelah mengumumkan pendanaan Seri B senilai **US$65,5 juta (Rp942 miliar)**. Pendanaan ini dipimpin oleh **MDI Ventures**, perusahaan modal ventura milik Telkom melalui anak usahanya, PT Metra Digital Investama. Nama **Donald Wihardja**, CEO MDI, dan **Ririek Adriansyah**, Dirut Telkom, disebut berada di balik keputusan strategis pendanaan tersebut.
Namun kini, aroma busuk menyelimuti proyek tersebut. “Proyek TaniHub bubar sama sekali. Dana Telkom sebesar Rp400 miliar yang disuntikkan ke proyek itu dinyatakan **fiktif** dan hangus,” ungkap sumber internal yang enggan disebut namanya kepada media, Senin (21/4/2025).
### **KPK Didesak Periksa Dirut Telkom dan Bos MDI Ventures**
Desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Ririek dan Donald kian menguat. Ketua Kaukus Eksponen Aktivis 98 (KEA 98), **Joko Priyoski**, menyebut KPK tak bisa hanya menindak level menengah di Telkom. Menurutnya, aktor intelektual yang memberi restu terhadap pendanaan startup agritech bermasalah harus turut dimintai pertanggungjawaban.
> “KPK harus periksa Dirut Telkom. Ini bukan sekadar kesalahan administratif. Ini skandal pendanaan fiktif yang merugikan negara,” tegas Joko.
Joko juga menekankan bahwa pengembalian uang oleh sebagian pihak dalam kasus korupsi Telkom lainnya tak bisa dijadikan alasan untuk menghentikan penyelidikan. Justru, menurutnya, langkah itu memperkuat dugaan adanya perintah dari pucuk pimpinan.
> “Uang dikembalikan bukan berarti bersih. Pertanyaannya: siapa yang mengatur semua ini?” tambahnya.
### **Telkom dalam Pusaran Korupsi Sistemik**
TaniHub bukan satu-satunya lubang gelap dalam tubuh Telkom. Laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas pengadaan fiktif di anak usaha Telkom, PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma), menunjukkan **potensi kerugian negara hingga ratusan miliar rupiah**.
KPK telah meningkatkan satu kasus ke tahap penyidikan, sementara satu kasus lainnya masih dalam penyelidikan tertutup. Penggeledahan di lebih dari 10 lokasi strategis, termasuk **Telkom Landmark Tower** dan **Menara MT Haryono**, telah dilakukan. Enam orang dicegah ke luar negeri, namun belum satu pun pucuk pimpinan Telkom yang dipanggil.
Sementara itu, Telkom melalui Vice President Corporate Communication, **Andri Herawan Sasoko**, menyatakan mendukung penuh proses hukum. “Kami menghormati proses ini sebagai bagian dari komitmen terhadap good corporate governance,” ujarnya, 27 Mei 2024 lalu.
Namun hingga kini, **nama Ririek Adriansyah belum juga tersentuh hukum**.
### **KAMAKSI: Pembersihan Harus Dimulai dari Atas**
Sekretaris Jenderal Kaukus Muda Anti Korupsi (KAMAKSI), **Sutisna**, menegaskan pentingnya menyentuh level direksi dalam upaya bersih-bersih di tubuh BUMN. Pemeriksaan terhadap Ririek dan Donald dinilai krusial untuk membongkar siapa dalang di balik keputusan investasi yang berujung kehancuran itu.
> “Kalau ingin bersih, mulai dari atas. Ririek harus diperiksa,” tegas Sutisna.
Ia menambahkan bahwa kegagalan pengawasan dan budaya bebas tanggung jawab di BUMN seperti Telkom hanya akan memperbesar risiko kerugian negara di masa depan.
AR
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment